Isy Kariman au Mut Syahidan

#semoga manfaat

Resensi "Sahara Nainawa"



   Novel ini menceritakan sejarah kaum musimin zaman dahulu ketika terjadi pertikaian antara pendukung hasan Husain dengan pendukung mu’awiyah bin abu shofyan. Tragedy ini disebabkan perbedaan pendapat di kalangan kaum muslimin tentang khlifah pengganti ali bin abu tholib. Demi terciptanya perdamaian,  hasan dan mu’awiyah membuat perjanjian yaitu untuk sementara pemerintahan islam di serahkan kepada mu’awiyah yang nantinya akan  dikembalikan kepada ahlul bait (keturunan rasulullah).

  Namun perjanjian itudilanggar oleh mu’awiyah yang mewariskan jabatan kepada putranya, yazid bin mu’awiyah. Pekerjaan pertama yazid adalah membendung gejolak pendukung Husain di kufah dengan mengangkat ubaidillah bin ziyad untuk menjadi bupati kufah yang terkenal kejam dan tanpa ampun. Setelah wafatnya hasan, pemimpin ahlul bait beralih kepada Husain saudaranya.

  Keinginan Husain melihat kekuatan pendukungnya di kufah akan ia nunaikan walaupun sebenarnya perjalanan tersebut bukan akan membuat kebaikan tetapi menjemput kematian. Seperti yang pernah didengar dari kakaeknya bahwa cucu kesayangan rasul itu akan gugur di karbala ( Sahara  Nainawa).Hal itu sudah ditunggu oleh Husain sehingga beliau mengumpulkan keluarganya dan orang-oang yang mau syahid bersamanya.

  Di pintu keluar kufah berbaris  pasukan ubaidillah yang dipimpin umar bin sa’ad untuk menghadang kafilah al-Husain. Akhirnya kedua kekuatan islam itu bertemu di karbala di bawah terik matahari dengan panas angina sahara. Pertumpahan darah pun terjadi, duapasukan yang tak seimbang terus berhadap-hadapan. Jumlah prajurit ubaidillah yang ribuan tidak membuat gentar lawannya.

  Tentara umar berpesta darah, sedangkan kafilah Husain menjemput mati. Sahabat-sahabat  beliau diamuk panah, ditusuk tombak ,dan dicacah pedang. Diantara mereka adalah Zuhair bin al-qoir, yazid al –asadi, bahkan remaja-remaja keluarga rasulullah SAW. Inilah kidah  yang amat menggetarkan dan memilukan hati umat islam. Dan oaring yang membunuhnya juga muslim yang tanpa ampun memotong kepala saudaranya  di sahara nainawa.

  Kelebihan dari novel ini  pengarang menggunakan kata-kata yang indah dalam memaparkan cerita walaupun kisahnya hanya  diwarnai kesedihan, duka,  darah ,dan air mata. Pembaca  dapat terbawa oleh alunan kata dan terbayang setiap kisah yang penulis sajikan. Tampilan dan judul buku yang menarik  dapat memikat orang untuk membacanya.

  Kekurarangan novel ini, terlalu mengagung-agungkan keluarga Husain, sehingga dirasa sangat berlebihan. Ada beberapa kisah dalam novel iniyang diulang-ulang. Akibatnya pembaca cepat bosan. 






0 komentar:

Posting Komentar

Next Posting Lama
Resensi "Sahara Nainawa"