Isy Kariman au Mut Syahidan

#semoga manfaat

Mengingatkan Kematian



  Ada sebuah hal yang terkadang luput kita luput memikirkannya, meskipun suatu saat kita bakal menghadapinya. Apakah perkara itu? Tiada lain adalah kematian. Semua orang pasti sudah tau kalau dia bakal mati,  bahkan anak-anak pun tau dari fenomena-fenomena kematian yang mereka lihat dan dengar. Tapi,  tidak semua orang sadar bahwa ia menjemput kematian, sadar bahwa hidup ini tak lama, juga sadar kita tak tahu kapan akan mati dan di bumi mana kita menghadapinya. Siapa pun akan mengalami kematian, kematian adalah kepastian yang dialami oleh mausia walaupun sebabnya berbeda. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Ambiya’ ayat 35 : “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarnya). Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.”

  Lalu apa artinya kita hidup di dunia? Dunia adalah tempat kita mempersiapkan diri untuk kekekalan akhirat, sebagaimana tempat persiapan, dunia pasti akan kita tinggalkan. Ibarat terminal kita translit di dalamnya sejenak, sampai waktu yang ditentukan. Setelah itu, kita tinggalkan dan melanjutkan perjalanan lagi. Bila demikian tabiat dunia, mengapa kita terlalu banyak menyita waktu untuk kepentingan dunia? Diakui atau tidak, dari 24 jam jatah usia kita sehari, bisa dikatakan hanya beberapa persen saja yang kita gunakan untuk persiapan akhirat. Selebihnya, bisa dipastikan terkuras oleh kegiatan yang berputar-putsr di dunia.

   Tidak sepenuhnya juga kita harus menggunakan hidup kita untuk kepentingan akhirat. Kita juga tak boleh meninggalkan kepentingan dunia. Karena manusia butuh sandang, pangan, papan yang bisa terpenuhi dengan bekerja dan memikirkan dunia. Seseorang akan terlihat nista yang menghiraukan dunianya, karena dalam beribadah juga membutuhkan biaya.

  “Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok,” kalimat tersebut sangat cocok untuk kita terapkan dalam hidup, Kita bisa menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.    

  Pembaca yang semoga dirahmati Allah, ciba kita ingat nikmat Allah yangtak terhingga, setiap saat mengalir dalam tubuh kita. Tapi, mengapa sering kali melalaikan itu semua. Kedipan mata yang tak terhitung berapa kali dalam sehari, jantung yang tak pernah beristirahat, dan semua komponen tubuh yang diberi secara cuma-Cuma, selalu kita nikmati. Kita mudah berterima kasih kepada orang lain yang berjasa kepada kita, sementara kepada Allah yang senantiasa memanjakan dengan nikmatnya, sering kali kita memalingkan ingatan.

  Akibatnya, kita pasti lupa akan akhirat. Dari sini dunia akan selalu menghabiskan waktu kita. Sedangkan yang mengingat kematian mendorong seseorang untuk mempersiapkan bekal kematian, menghindarkan melakukan perbuatan yang menjurus pada kemaksiatan dan mendorong berlaku taqwa.

  Rasululah berwasiat,” perbanyaklah mengingat kematian. Sebab yang demikian itu akan menghapus dosa dan menyebabkan timbulnya kezuhudan di dunia.”  Dan “ Secerdik-cerdik manusia adalah orang yang paling banyak mengingati mati serta gigih berusaha membuat persiapan menghadapi kematian itu. Merekalah orang yang paling cerdik. Mereka meninggalkan dunia dengan kemuliaan dan menuju akhirat dengan keagungan" (Riwayat Ibnu Majah dan Abi al Dunya).

  Bapakku pernah mengatakan,” Urip kuwi golek amalan, lan ora lali nompo bayaran.” Dari kalimat itu saya mendapat pelajaran bahwa hidup ini sebenarnya untuk mencari ridho Allah SWT. Kita juga tidak lupa bekerja untuk menunjang ibadah.

#semoga manfaat.




0 komentar:

Posting Komentar

Mengingatkan Kematian