Setiap kali menghadapi kesulitan, ia ingan
meninggalkannya dan melihatnya sebagai sesuatu yang memberatkan dirinya. Dan
itulah yang seringkali menyebabkan semangat seseorang menurun dan asanya
berkurang. Bahkan, orang seperti itu suka berdalih dengan kata-kata
‘seandainya..,’ ‘kalau saja..,’ ‘dan seharusnya..,’ orang seperti ini sangatlah
nista.
Bukan zaman yang
mengutuknya, tapi dirinya dan lingkungan yang membesarkannya. Anehnya, ia ingin
keberhasillan dalam hidup ini tanpa mau membayar ongkosnya. Ibarat seseorang
yang hendak berjalan tetapi selalu dibayangi oleh seekor singa yang siap
menerkam dirinya dari belakang. Akibatnya, ia hanya menunggu hujan uang dari
langit atau menemukan harta karun dari dalam bumi.
Kesulitan-kesulitan
dalam hidup ini merupakan perkara yang nisbi. Yakni, segala sesuatu akan terasa
sulit bagi jiwa yang kerdil, tapi bagi jiwa yang besar tidak ada istilah
kesulitan besar. Jiwa yang besar akan
semakin besar karena mampu mengatasi semua kesulitan-kesulitan itu. Sementara
jiwa yang kicil akan semakin sakit karena selalu menghindar dari kesulitan itu.
Kerulitan itu ibarat annjing yang siap menggigit, ia akan menggonggong dan
mengejar anda bila anda tampak ketakutan
melihatnya. Sebaliknya ia akan membiarkan berlalu dihadapannya dengan tenang bila anda tak
menghiraukannya, atau anda berani melototinya.
Penyakit yang paling
mematikan jiwa adalah rasa rendah diri. Penyakit ini dapat menghilangkan rasa
percayadiri dan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya sendiri. Meski
begitu, ia berani melakukan sesuatu pekerjaan, ia tak akan pernah yakin dengan kemampuan dan
keberhasilan dirinya. Ia juga melakukannya dengan tanpa perhitungan yang matang
dan akhirnya gagal.
Percaya diri adalah
sebuah karunia yang sangat besar. Ia merupakan tiang penyangga keberhasilan
dalam kehiduapan ini. Adalah sangat berbeda antara “ percaya diri” dengan “
terlalu percaya diri”. Terlalu percaya diri adalah sifat yang negatif yang
senantiasa membuat jiwa bergantung pada khayalan dan kesombongan semu.
Sedangkan percaya diri merupakn hal yang positif yang akan mendorong setiap
jiwa bergantung pada kemampuan dirinya dalam memikul suatu tanggung jawab.
Karena itulah, ia akan terdorong untuk
senantiasa mengembangkan kemampuannya dan mempersiapkan diri dengan
matang dalam menghadapi segala sesuatu.
Semoga kita bisa
mengambil pelajaran dari tulisan ini. Mari kita memperbaiki diri, untuk selalu ada di jalannya. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya..
“tersenyum dan
berdendanglah, hadapi semua kesulitan dengan senyuman. Tetaplah tersenyum, karena itu
menjaga jiwa tetap tentram.
Maka mengapa engkau bersedih menjalani ujian? mulailah
dan akhiri segalanya dengan tersenyum… “
0 komentar:
Posting Komentar